Minggu, 28 Februari 2010

Sosrobahu

Teknik Sosrobahu merupakan teknik konstruksi yang digunakan terutama untuk memutar bahu lengan beton jalan layang dan ditemukan oleh Tjokorda Raka Sukawati. Dengan teknik ini, lengan jalan layang diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya, dan kemudian diputar 90° sehingga pembangunannya tidak mengganggu arus lalu lintas di jalanan di bawahnya.

Teknik ini dianggap sangat membantu dalam membuat jalan layang di kota-kota besar yang jelas memiliki kendala yakni terbatasnya ruang kota yang diberikan, terutama saat pengerjaan konstruksi serta kegiatan pembangunan infrastrukturnya tidak boleh mengganggu kegiatan masyarakat kota khususnya arus lalu-lintas dan kendaraan yang tidak mungkin dihentikan hanya karena alasan pembangunan jalan.

Latar belakang
Kemacetan lalu lintas pada sebuah jalan 'bebas hambatan'.

Pada tahun 1980-an, Jakarta yang memang sudah mengalami kendala kemacetan lalu lintas, banyak membangun jalan layang sebagai salah satu solusi meningkatkan infrastruktur lalu-lintas. Sebagai kontraktor saat itu, PT. Hutama Karya mendapatkan order membangun jalan raya di atas jalan by pass A. Yani di mana pembangunannya harus memastikan bahwa jalan itu harus tetap berfungsi.

Dengan permasalahan tersebut, para direksi Hutama Karya berdiskusi setelah mendapatkan order membangun jalan layang antara Cawang sampai Tanjung Priok sekitar tahun 1987. Persoalan rumit diurai, yang diperlukan untuk menyangga badan jalan itu adalah deretan tiang beton, satu-sama lain berjarak 30 meter, di atasnya membentang tiang beton selebar 22 meter. Batang vertikalnya (pier shaft) berbentuk segi enam bergaris tengah 4 meter, berdiri di jalur hijau. Hal ini tidak sulit, yang merepotkon adalah mengecor lengannya (pier head). Jika dengan cara konvensional, yang dilakukan adalah memasang besi penyangga (bekesting) di bawah bentangan lengan itu, tetapi bekesting itu akan menyumbat jalan raya di bawahnya. Cara lain adalah dengan bekesting gantung tetapi membutuhkan biaya lebih mahal.

Di tengah masalah itu, Ir. Tjokorda Raka Sukawati mengajukan gagasan dengan membangun tiangnya dulu dan kemudian mengecor lengannya dalam posisi sejajar dengan jalur hijau, setelah itu diputar membentuk bahu. Hanya saja kendalanya adalah bagaimana cara memutarnya karena lengan itu nantinya seberat 480 ton.

Inspirasi dari dongkrak hidrolik mobil

Ketika Tjokorda memperbaiki kendaraannya, hidung mobil Mercedes buatan 1974-nya diangkat dengan dongkrak sehingga dua roda belakang bertumpu di lantai yang licin karena ceceran tumpahan oli secara tidak sengaja. Begitu mobil itu tersentuh, badan mobil berputar dengan sumbu batang dongkrak. Satu hal yang ia catat, dalam ilmu fisika dengan meniadakan gaya geseknya, benda seberat apa pun akan mudah digeser. Kejadian tadi memberikan inspirasi bahwa pompa hidrolik bisa dipakai untuk mengangkat benda berat dan bila bertumpu pada permukaan yang licin, benda tersebut mudah digeser. Bayangan Tjokorda adalah menggeser lengan beton seberat 480 ton itu.

Kemudian Tjokorda membuat percobaan dengan membuat silinder bergaris tengah 20 cm yang dibuat sebagai dongkrak hidrolik dan ditindih beban beton seberat 80 ton. Hasilnya bisa diangkat dan dapat berputar sedikit tetapi tidak bisa turun ketika dilepas. Ternyata dongkrak tersebut miring posisinya. Tjokorda kemudian menyempurnakannya. Posisinya ditentukan persis di titik berat lengan beton di atasnya.

Untuk membuat rancangan yang pas, dasar utama Hukum Pascal yang menyatakan: "Bila zat cair pada ruang tertutup diberikan tekanan, maka tekanan akan diteruskan segala arah". Zat cair yang digunakan adalah minyak oli (minyak pelumas). Bila tekanan P dimasukkan dalam ruang seluas A, maka akan menimbulkan gaya (F) sebesar P dikalikan A. Rumus itu digabungkan dengan beberapa parameter dan memberikan nama Rumus Sukawati, sesuai namanya. Rumus ini orisinil idenya karena sampai saat itu belum ada buku yang membahasnya sebab memang tidak ada kebutuhannya.

Masalah lain yang muncul ada variabelnya yang mempengaruhinya, di antaranya adalah jenis minyak yang digunakan yang tidak boleh rusak kekentalannya (viskositas). Urusan minyak menjadi hal yang krusial karena minyak inilah yang meneruskan tekanan untuk mengangkat beton yang berat itu.

1. Bangun tiang jalan.
2. Lengan beton jalan dibangun di antara dua jalur jalan, sejajar dengan jalanan yang padat di bawahnya.
3. Lengan beton jalan diputar 90 derajat. Jalan layang pun kemudian dibangun di atas lengan ini.

Setelah semua selesai, Tjokorda mengerjakan rancangan finalnya yakni sebuah landasan putar untuk lengan beton yang dinamai Landasan Putar Bebas Hambatan (LBPH). Bentuknya dua piringan (cakram) besi bergaris tengah 80 cm yang saling menangkup. Meski tebalnya 5 cm, piring dari besi cor FCD-50 itu mampu menahan beban 625 ton.

Ke dalam ruang di antara kedua piringan itu dipompakan minyak oli. Sebuah seal (penutup) karet menyekat rongga di antara tepian piring besi itu untuk menjaga minyak tak terdorong keluar, meski dalam tekanan tinggi. Lewat pipa kecil, minyak dalam tangkupan piring itu dihubungkan dengan sebuah pompoa hidrolik. Sistem hidrolik itu mampu mengangkat beban beban ketika diberikan tekanan 78 kg/cm2. Angka ini sebenarnya angka misteri bagi Tjokorda saat itu.

Uji coba langsung di lapangan

Secara teknik penemuan itu belum diuji coba karena waktu yang terbatas, namun ia yakin temuannya itu bisa bekerja. Tjokorda bahkan berani bertanggungjawab bila lengan beton jalan layang itu tidak bisa berputar.

Pada tanggal 27 Juli 1988 pukul 10 malam waktu setempat (Jakarta), pompa hidrolik dioperasikan hingga titik tekan 78 kg/cm2. Lengan pier head itu, meskipun bekesting-nya telah dilepas, mengambang di atas atap pier shaft lalu dengan dorongan ringan sedikit saja, lengan beton raksasa itu berputar 90 derajat.

Ketika pier shaft itu sudah dalam posisi sempurna, secara perlahan minyak dipompa keluar dan lengan beton itumerapat ke tiangnya. Sistem LPBH itu dimatikan sehingga perlu alat berat untuk menggesernya. Namun demikian karena khawatir kontruksi itu bergeser, Tjokorda memancang delapan batang besi berdiameter 3,6 cm untuk memaku pier head ke pier shaft lewat lubang yang telah disiapkan. Kemudian satu demi satu alat LBPH itu diterapkan pada kontruksi beton lengan jembatan layang yang lain

Penamaan Sosrobahu dan pemberian paten

Pada pemasangan ke-85, awal November 1989, Presiden Soeharto ikut menyaksikannya dan memberi nama teknologi itu Sosrobahu yang diambil dari nama tokoh cerita sisipan Mahabharata. Sejak itu LBPH tersebut dikenal sebagai Teknologi Sosrobahu.

Temuan Tjokorda digunakan insinyur Amerika Serikat dalam membangun jembatan di Seattle. Mereka bahkan patuh pada tekanan minyak 78 kg/cm2 yang menurut Tjokorda adalah misteri ketika menemukan alat LBPH Sosrobahu itu. Tjokorda kemudian membangun laboratorium sendiri dan melakukan penelitian dan hasilnya berupa perhitungan susulan dengan angka teknis tekanan 78,05 kg/cm2, nyaris persis sama dengan angka wangsit yang diperolehnya sebelum itu.

Hak paten yang diterima adalah dari pemerintah Jepang, Malaysia, Filipina. Dari Indonesia, Dirjen Hak Cipta Paten dan Merek mengeluarkan patennya pada tahun 1995 sedangkan Jepang memberinya pada tahun 1992. Saat ini teknologi Sosrobahu sudah diekspor ke Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura. Salah satu jalan layang terpanjang di Metro Manila, yakni ruas Vilamore-Bicutan adalah buah karya teknik ciptaan Tjokorda. Di Filipina teknologi Sosrobahu diterapkan untuk 298 tiang jalan. Sedangkan di Kuala Lumpur sebanyak 135. Saat teknologi Sosrobahu diterapkan di Filipina, Presiden Filipina Fidel Ramos berujar, "Inilah temuan Indonesia, sekaligus buah ciptaan putra ASEAN". Sementara Korea Selatan masih bersikeras ingin membeli hak patennya.

Teknologi Sosrobahu ini dikembangkan menjadi versi ke-2. Bila pada versi pertama memakai angker (jangkar) baja yang disusupkan ke beton, versi keduanya hanya memasang kupingan yang berlubang di tengah. Lebih sederhana dan bahkan hanya memerlukan waktu kurang lebih 45 menit dibandingkan dengan yang pertama membutuhkan waktu dua hari. Dalam hitungan eksak, konstruksi Sosrobahu akan bertahan hingga 100 tahun (1 abad).

Menurut Dr. Drajat Hoedajanto pakar struktur dari Institut Teknologi Bandung, Sosrobahu pada dasarnya hanya metode sangat sederhana untuk pelaksanaannya (memutar bahu lengan beton jalan layang). Sistem ini cocok dipakai pada elevated toll road (jalan tol layang dalam kota) yang biasanya mengalami kendala lalu lintas dibawahnya yang pada. Sosrobahu terbukti bermanfaat dalam proses pembangunan jalan layang, sangat aplikatif, teruji baik teknis dan ekonomis.


sumber:wikipedia.

Minggu, 21 Februari 2010

LIMBAH

Setiap hari kita membuang segala bentuk limbah. Mulai dari bungkus permen, kulit buah, gelas aqua, bungkus makanan hingga oli bekas. Disamping itu pada saat yang besamaan berjuta ton limbah dihasilkan pertanian, peternakan, industri dsb. Limbah merupakan bahan buangan. Apabila tidak dikelola dengan baik limbah akan berpengaruh pada kesehatan lingkungan sekitar antara lain:
1. Menjadi sarang binatang seperti tikus, semut, kecoa, nyamuk, lalat dll
2. Menimbulkan sroma yang kurang sedap
3. Menjadi sumber polusi bagi lingkungan sekitar
4. Menjadi sumber kuman

Bahan buangan dapat berupa padat, cair & Gas buangan

LIMBAH RUMAH SAKIT
Rumah Sakit merupakan salah satu faktor penghasil limbah dalam jumlah besar selain industri. Limbah RS adalah bahan buangan yang berbentuk padat/cair yang berasal dari kegiatan RS, baik medis maupun non medis yang mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun & radioaktif.
Limbah RS apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan masalah baik dari aspek pelayanan maupun estetika. Oleh karena itu limbah yang dihasilkan RS harus mandapat penanganan khusus.
Jenis limbah RS:
1. Limbah Medis (PADAT)
Limbah padat medis merupakan limbah yang langsung dihasilkan dari hasil kegiatan diagnosis & tindakan medis pd pasien. Limbah ini sering disebut “sampah Biologis”
Contoh:-sisa perban -Ampul -Kateter -Alat Injeksi -Botol Bekas Injeksi selang infus -Botol Infus -DLL

2. Limbah Medis (CAIR)
Merupakana limbah yang mengandung zat beracun seperti mengandung zat kimia anorganik Contohnya :-autopsi

3. Limbah Medis (RADIO AKTIF)
Merupakan limbah hasil buangan yang berasal dari ruangan radiologi.
Contohnya :-Film hasil Rontgen yang tdk terpakai

Limbah NON medis (PADAT)
Limbah non medis dpt berupa zat padat yang merupakan hasil buangan dr sluruh kegiatan rumah sakit diluar dr kegiatan medis. Sampah ini dpt berasal dr ruangan kantor spt Tinta, kertas printer, Ruang inap

Limbah NON medis (CAIR)
Contoh :kotoran manusia, air bekas cucian yang berasal dr lavatory, kitchen, floordray.

LIMBAH INDUSTRI
Limbah dari industri berasal dari seluruh rangkaian proses prodiksi. Sampah industri berupa limbah padat, cair, gas yang sering kali beracun sehingga memerlkan perlakuan khusus sebelum dibuang. Limbah industri juga ada yang mengandung logam berat seperti raksa & ……… yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Contoh limbah padat industri :
-Kardus kemasan -Seng -Amplas -Serbuk Kayu -Kertas -Plastik
Contoh limbah cair industri :
-Air yang mengandung pewarna tekstil
-Air rendaman pada pabrik tahu
Contoh limbah gas industri :
-Asap industri

LIMBAH HOTEL
Perhotelan biasanya terdapat di kota besar . Limbah yang dihasilkan akan semakin banyak dengan meningkatnya jumlah penghuni hotel yang biasanya terjadi pada hari-hari libur. Limbah yang biasanya dihasilkan biasannya padat & Cair

Contoh limbah padat hotel:
-Sisa makanan -Plastik -Kertas -Sisa Bangunan -Kardus -Kaleng -Bekas kemasan makanan

Contoh Limbah cair hotel:
-Closet -Lavatory

LIMBAH PERTANIAN & PETERNAKAN
Kegiatan pada pertanian/ peternakan menghasilkan limbah padat/ cair. Limbah padat/cair pd pertanian/peternakan biasanya dapat didaur ulan & dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.

Contoh limbah padat pertanian/peternakan:
-Sisa Jerami -Kotoran Hewan -daun daun

Contoh limbah cair pertanian/peternakan
-Proses irigasi yang kadang” mengandung bahan berbahaya yaitu bahan kimia yang berasal dari pupk/pestisida
-Pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan tidaklah bijaksana karena kelebihan ini akan terbawa oleh air yang tersisa dari proses irigasi & masuk ke dalam sungai.

LIMBAH RUMAH TANGGA
Sumber sampah terbesar adalah sampah domestik/sampah rumah tangga. Volumenya mencapai 70 % dari total sampah yang ada. Sampah rumah tangga terdiri dari organik dan anorganik. Pada umumnya limbah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, sisa makanan produk, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, kain, sampah kebun DLL. Sebagian besar sampah pemukiman dapat dimanfaatkan kembali baik secara langsung oleh pemilik sampah tsb/ oleh pemulung limbah tsb setelah dipilah dapat di daur ulang menjadi bahan yang dimanfaatkan kembali.

Dalam ilmu kesehatan lingkungan, pembagian macam” limbah yang sering dilakukan adalah penggabungan cara di atas. Dalam hal ini limbah dibedakan sbb:
1. Garbage
Adalah sisa pengelolaan / sisa makanan yang mudah membusuk misal limbah rumah tangga, hotel.
2. Rubbish
Adalah bahan yang tidak membusuk, yang dibedakan atas yang mudah terbakar seperti kayu & kertas, serta yang tidak mudah terbakar seperti kaleng & kaca.
3. Asbes
Adalah segala jenis abu, misal sbg..
4. Dead Animal
Adalah segala jenis bangkai terutama yang besar, seperti kuda, sapi, kucing, tikus.
5. Street Sweeping
Adalah segala jenis sampah/kotoran yang berserakan di jalan karena dibuang oleh pengendara mobil ataupun masyarakat yang tidak bertanggung jawab
6. Industrial Waste
Misalnya industri kaleng dengan potongan” sisa kaleng yang tidak dapat digunakan

Dilihat dari asal sumbernya sampah ternyata sangat beragam. Dalam hal ini sampah padat. Yang akan dibahas dapat digolongkan dalam 2 golongan yaitu:
1. Sampah Organik
Sampah ini terdiri dari bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam / dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan/yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami.
Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Yang termasuk sampah organik adalah :
1. Bahan sisa pertanian (jerami, dedaunan)
2. Bahan sisa dapur (Potongan sayuran, sisa ikan, sisa tepung)
3. Bahan sisa makanan (campuran makanan/ minuman)
4. Bahan sisa dari pasar (buah busuk, bumbu mentah, sayuran tidak laku)
5. Kayu (sisa gergaji, potongan kayu maupun kayu konstruksi/mebel yang rusak, kontainer kayu)


Lanjutan
-Biasanya limbah cair mengandung B3( Bahan Beracun Berbahaya )

Kandungan Limbah cair bisa dilihat dengan uji lab dan identifikasi visual (warna, bau, kekeruhan, temperaturnya)
Selain mengandung zat-zat yang bersifat organik maupun anorganik juga ser biologi mengandung bakteri, kuman, virus, dll.

7. Abandoned Veihcle
Sampah yang bersal dari rongsokan kendaraan bermotor misal ban bekas, jok mobil, bangkai mobil.
8. Demolition Wastes
Sampah yang berasal dari penghancuran suatu gedung misal: puing-puing, bongkahan gedung, pot kayu, pot pipa, kozen, daun pintu.
9. Hasardos Wastes
Sampah yang berbahaya, yang berasal dari rumah sakit. Industri kimia, pertanian, dll. Limbah ini tergolong B3 misal: sisa bahan kimia, Bekas alat suntik, limbah operasi, botol pestisida dll.
10. Water Thereatment Residu
Sampah yang berasal dari PT AIR MINERAL misal :sisa kemasan plastik botol plastik, air bekas cucian (gray water)


PERTANIAN DAN PETERNAKAN
A. PERTANIAN
Swasembada pangan merupakan salah satu prioritas utama kebijakan pemerintah indonesia. Ketergantungan pada impor, sebagai akibat jumlah penduduk yang tinggi, menyebabkan moderenisasi pertanian & Penggunaan bibit unggul meningkat tajam.
Tanpa sadar, keberhasilan swasembada pangan pada tahun 1985 telah membawa masalah lingkungan. Sawah irigasi khususnya menghasilkan gas metan (CH4), pembakaran sisa hasil pertanian dan padang sabana menghasilkan CO, N2O, dan NOx, serta penggunaan pupuk nitrogen yang menghasilkan N2O (nitrit).
Lahan pertanian banyak menghasilkan N2O dari reaksi antara atom N yang dilepaskan dari tanah dengan udara

B. PETERNAKAN
Sektor penghasil limbah selanjutnya adalah peternakan. Fermentasi dari pencernaan ternak (entrik Fermentation)menghasilkan sebagian besar limbah berupa gas metan. Limbah gas metan, sebagai hsil dari fermentasi pencernaan, dapat dikurangi dengan perbaikan kualitas makanan. Perbaikan kualitas makanan selain berdampak pada penurunan, tingkat pencemaran gas metan, namun juga dapat meningkatkan produktifitas kualitas ternak.

Metode penanganan limbah
Penanganan limbah yang baik akan menjamin kenyamanan bagi semua orang, jika dipandang dari sudut sanitasi, penanganan limbah yang baik akan:
1. menjamin tempat kerja yang bersih
2. mencegah timbulnya pencemaran lingkungan
3. mencegah berkembang biaknya penyakit Vektor penyakit

Penanganan limbah yang baik dapat menurunkan 60 % kehidupan Vektor penyakit dan menurunkan 55 % kerusakan secara umum. Usaha untuk mengurangi & menanggulangi pencemaran lingkungan meliputi 2 cara utama yaitu: Pengendalian teknis & pengendalian non teknis.

Pengendalian non teknis
Penanggulangan non teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dgn cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri & teknologi
Peraturan perundangan yang di maksud hendaknya dapat secara jelas memberi informasi tentang kegiatan yang dilakukan oleh suatu industri di suatu tempat meliputi:
1. Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)
2. Analis mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
3. Perencanaan kawasan kegiatan industri & Teknologi
4. Pengaturan & Pengawasan kegiatan
5. Menanamkan perilaku disiplin

Pengendalian Teknis
Apabila kegiatan suatu industri berdasarkan kajian AMDAL akan menimbulkan pencemaran lingkungan maka langkah berikutnya adalah:- melakukan penanggulangan secara teknis
Adapun kriteria adalah:
1. Mengutamakan keselamatan manusia
2. Teknologinya telah dikuasai dengan baik
3. Secara teknis & ekonomis dapat dipertanggungjawabkan

Berdasar kriteria di atas diperoleh beberapa cara penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknis, meliputi:
1. Mengubah Proses
2. Mengganti sumber energi.
3. Mengelola limbah
4. Menambah alat bantu


Berikut ini metode yang digunakan untuk mengelola polutan berupa limbah padat, cair, gas (partikel/ Debu), suara

1. PENANGANAN LIMBAH PADAT
Penanaganan limbah padat memerlukan tahapan antara lain sebagai berikut:
1. Penampungan sampah dalam bak sampah hendaknya dibedakan antara sampah basah dan sampah kering.
2. Pengumpulan sampah
3. Pengangkutan Sampah
Dalam mengangkut sampah menuju TPA hendaknya memperhatikan truk sampah harus dalam keadaan tertutup agar sampah tidak berterbangan dan mengotori jalan
4. Pembuangan & Pengelolaan Sampah
Setelah sampah tiba di TPA sampah akan diolah agar tidak menimbulkan pencemaran. Beberapa metode yang digunakan untuk mengolah sampah misal:
1. Sanitary Landfill
(Pembuangan sampah pada tempat tertentu/ area tertentu)
2. Hog Feeding
(Mengelola sampah menjadi makanan ternak)
3. Inceneration
(Pembakaran)
4. Composting
(Pembuatan pupuk kompos)
5. Reduction Mode
(Pengerasan sampah)

Berikut ini beberapa metode penganganan limbah padat meliputi:
a. 4 R (Replace, Reduce, Recycle, Reuse)
1. REPLACE
Gunakan barang ramah lingkungan.
Gantilah barang barang yang hanya bisa sekali pakai dengan barang yang tahan lama. Juga gunakanlah barang barang yang ramah lingkungan
Misal: - Mengganti kantong kresek dengan keranjang saat berbelanja
-Menggunakan piring drpd steroform

2. REDUCE (Kurangi Sampah)
Tahapan reduce meliputi:
1. Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik
2. Membeli kemasan isi ulang untuk sampo, sabun mandi, minyak goreng, detergen, drpd membeli botol baru.
3. Membeli susu, makanan kering, detergen dll dlm paket yang besar daripada membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama.
4. Tidak menggunakan motor apabila tidak jauh
5. Gunakanlah sisa sampah yang msih bisa dipakai
Barang barang bekas bungkus yang masih dapat digunakan dimanfaatkan kembali walaupun harus diubah kenampakannya. Tahapan Reuse meliputi:
a. Memanfaatkan botol botol bekas untuk wadah
b. Memanfaatkan kantong plastik bekas belanja untuk pembuagkus / hiasan
c. Memanfaatkan pakaian/ kain kain bekas untuk kerajinan tangan, lap maupun berbagai keperluan lainnya
3. RECYCLE (Daur ulang)
Daur ulang sendiri sampah memang tidak mudah karena kadang dibutuhkan teknologi & penanganan khusus. Pada tahap ini barang dilebur kembali menjadi baru.
Upaya yang dilakukan dalam proses daur ulang adalah:
a. Mengumpulkan kertas, majalah & koran bekas untuk di daur ulang
b. Mengumpulkan sisa sisa kaleng/ botol gelas untuk didaur ulang
c. Menggunakan berbagai kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang
4. Insenerator
Adalah alat yang digunakan untuk membakar sampah secara terkendali menggunakan suhu tinggi. Insenerator evisien dan bisa mengurangi polusi udara. Insenerator yang baik memiliki sistem penangkal pencemar udara di cerobongnya (walaupun tetap menyebabkan pencemaran udara) dan sanggup mengurangi Volume sampah sampai 80% sesuai seusai dibakar
Residu pembakaran berupa abu dapat digunakan untuk menimbun tanah. Abu yang dihasilkan berkisar 5%-10% total Volume sampah yang dibakar kerugian menggunakan alat ini adalah tidak semua jenis sampah dapat dimusnahkan. Terutama sampah dari logam.
5. Sanitary Landfill
Adalah area yang khusus disediakan untuk TPA sampah. Dimana tumpukan sampah diratakan & dipadatkan ditimbun dengan tanah selapis demi selapis. Ada 3 metode:
-trench method (metode galian parit)
-metode area
-metode ramp
i. Metode Galian Parit (trench method)
Sampah dibuang ke dalam parit yang memanjang tanah bekas galian digunakan untuk mentutup parit. Sampah yang ditimbun dipadatkan & diratakan setelah parit terisi penuh. Buatlah parit baru di sebelah parit lama.
ii. Metode Area
Sampah dibuang di atas tanah seperti pada tanah rendah, rawa, atau lereng bukit, kemudian ditutupi dengan lapisan tanah yang diperoleh dari tempat tersebut.
iii. Metode Ramp
Metode ini merupakan gabungan dari metode galian parit & area. Prinsipnya penaburan lap tanah dilakukan setiap hari dengan tebal lapisan tanah kira-kira 15cm di atas tumpukan tanah
Setelah setabil, lokasi dapat digunakan sebagai sarana jalur hijau (pertamanan),lapangan olah raga, tpt rekreasi, dsb
Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Search