Minggu, 18 April 2010

BETON





Beton dalam konstruksi teknik didefinisikan sebagai batu buatan yang dicetak di wadah yang dalam cair/ kental yang kemudian mampu untuk mengeras secara baik.
Beton terdiri dari agregat halus, kasar, dan suatu bahan pengikat. Bahan pengikat yang lazim dipakai umumnya adalah bahan pengikat yang bersifat hidrolik dalam arti akan mengikat dan mengeras dengan baik kalau dicampur air.
Setelah pengerasan, beton dalam konstruksi hanya menahan tekan saja, maka bagian yang menahan tarik perlu diperkuat dengan tukingan besi beton karena kekuatan tarik beton sangat kecil. Bahan pengikat yang sering digunakan pada umumnya semen portland (SP). Agregat kasar pada umumnya adalah kerikil dan agregat halus pasir.
Untuk mudahnya beton adalah campuran antara kericak, pasir, portland semen(PC), air untuk proses pembuatan beton.
Tulangan perkuatan, baik yang untuk melawan kekuatan tarik ataupun untuk membantu melawan kekuatan tekan dan gesek umumnya dipergunakan baja.
Perkembangan penggunaan beton menjadi semakin pesat sejak ditemukannya sp oleh Joseph aspdin (orang inggris) pada tanggal 21 Oktober 1824 (dengan nomor hak cipta 5022)
Tahun 1844, IC Jhonson membakar bahan-bahan sampai pada suhu yang lebih tinggi yaitu sekitar 14000 C. Sehingga dapat dicapai mutu semen yang kita kenal sekarang. Secara kebetulan pula Joseph Monier (orang perancis) tahun 1861 ditemukan prinsip perkuatan tulangan meskipun sebetulnya oleh Lambot tahun 1850 telah berhasil dibuat biduk beton dengan Prof. Baus Chinger mengadakan penelitian dan percobaan yang lebih bersifat ilmiah.
Hal-hal penting yang dapat terungkap adalah:
-Beton dan besi memiliki daya saling lekat cukup kuat.
-Koefisien muai dari kedua bahan tersebut hampir sama, sehingga pada suhu yang berbeda tidak akan terjadi tegangan-tegangan perlawanan yang meleaskan hubungan kedua bahan tersebut.
-Pada pembuatan mutu beton yang cukup baik, maka tulangan di dalam beton tidak akan berkarat.

Di Indonesia untuk perhitungan pelaksanaan konstruksi beton bertulang di anut peraturan yang termaktub dalam peraturan Beton bertulang indonesia 1971 (NI-2) dan sebelummya dikenal peraturan PBI – 1955 (peraturan betu bertulang indonesia) 1955.
Berdasarkan ilham kulit telor yang tipis tetapi kuat maka para arsitek dan insinyur berusaha menirukan bentuk-bentuk tersebut dalam bentuk bangunan modern maka terciptalah apa yang disebut sebagai konstruksi kubah dan konstruksi kulit telor.

KEUNTUNGAN DAN RUGI PENGGUNAAN BETON BERTULANG
-Gabungan antara beton dan baja tulangan, jika dibandingkan dengan bahan bangunan lainnya mempunyai keuntungan dan kerugian.

Keuntungan
1.Dapat mengikuti bentuk bangunan secara bebas
2.Tahan terhadap karat
3.Tahan terhadap bahaya kebakaran
4.Pemeliharaan hampir tidak ada
5.Tahan terhadap gempa bumi.
6.Ukurannya lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau pasangan batu.
7.Sebagai lantai dasar dan pondasi pada tanah yang jelek lembek adalah baik sekali


Kerugian
1.Mutu beton sangat tergantung dari pelaksanaan
2.Tak dapat dibongkar pasang atau dipindahkan
3.Bongkahan tidak bisa dipakai lagi
4.Berat konstruksi besar jika dibandingkan dengn konstruksi kayu / baja
Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Search