Rabu, 07 September 2011

PERATURAN MUATAN INDONESIA 1970 N.I - 18

PERATURAN MUATAN INDONESIA

BAB I

UMUM

Pasal 1.0 Pengertian muatan

1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan dan atau unsur bangunan, termasuk segala unsur tambahan tetap yang merupakan satu kesatuan dengannya.

2. Muatan hidup (muatan berguna, muatan bergerak, muatan tidak tetap) ialah semua muatan tidak tetap, kecuali muatan angin, muatan gempa dan pengaruh pengaruh khusus yang disebut dalam ayat ayat (3),(4) dan (5), yang dapat diharapkan membebani bangunan dan atau unsur bangunan.

3. Muatan angin ialah semua muatan pada bangunan dan atau unsur bangunan disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara.

4. Muatan gempa ialah semua muatan pada bangunan dan atau unsur bangunan disebabkan oleh pengaruh gempa.

5. Pengaruh pengaruh khusus ialah semua pengaruh terhadap bangunan dan atau unsur bangunan yang diakibatkan oleh: selisih suhu, pemasangan (erection), penurunan pondasi, susut, gaya rem, gaya sentrifugal, muatan berulang dan pengaruh pengaruh khusus lainnya.

Pasal 1.1 Ketentuan ketentuan mengenai pembebanan

1. Bangunan bangunan harus diperhitungkan terhadap pembebanan pembebanan oleh:

Muatan mati (BAB II ) dinyatakan dengan huruf a.

Muatan hidup (BAB III) dinyatakan dengan huruf b.

Muatan angin (BAB IV) dinyatakan dengan huruf c.

Muatan gempa (BAB V) dinyatakan dengan huruf d.

Pengaruh pengaruh khusus (BAB VI) dinyatakan dengan huruf e.

2. Kombinasi pembebanan yang harus ditinjau adalah sbb:

A. Kombinasi pembebanan tetap : a+b

B. Kombinasi pembebanan sementara : a+b+c

C. Kombinasi pembebanan khusus : A+e

B+e

3. Apabila muatan angin, muatan gempa dan muatan hidup, baik yang membebani bangunan dan atau unsur bangunan secara penuh maupun sebagian, secara tersendiri atau dalam kombinasi memberikan pengaruh yang menguntungkan bagi suatu unsur bangunan, maka pembebanan tersebut tidak boleh ditinjau di dlalam perhitungan.

Catatan : Untuk keadaan keadaan tertentu muatan mati, muatan hidup dan muatan angin harus/ dapat dikalikan dengan suatu koefisien reduksi.

Pasal 1.2 dan selanjutnya lihat di postingan berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

Search